Kamis, 28 April 2016

KRI DIPONEGORO CLASS

This river (baca : kali ini) Erdef blog akan membahas kapal yang bisa dibilang tonggak modernisasi perkapalan TNI AL, yang sebelumnya dihuni sesepuh angkatan 60-80an, kini sudah mulai dihuni beberapa kawanan kapal baru yang jauh lebih canggih dan modern.

*NB : mohon kecanggihan dan ke-modern-an kapal kita jangan dibandingkan dengan kapal-kapal perang modern lain terutama dari barat. Nanti sakit hati sendiri. Harap maklumi ketersediaan budget pemerintah.

Diponegoro Class tergolong jenis kapal SIGMA-class corvettes yang didesain dan dibangun galangan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) untuk TNI AL. Empat kapal Sigma-class (9113) yang dipesan diserahterimakan kepada TNI AL antara tahun 2007-2009. 
Sistem propulsi yang sudah terbilang canggih dan ketahanannya berlayar di lautan menjadikan Sigma-class cocok untuk melakukan misi operasi di teritorial perairan Indonesia yang sangat luas, baik untuk misi Search and Rescue (SAR), patroli Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), maupun misi peperangan anti kapal selam (ASW).

KRI Diponegoro (365)


 

KONSEP -SHIP INTEGRATED GEOMETRICAL MODULARITY APPROACH (SIGMA)-

Sigma-class TNI AL dibangun berdasarkan konsep SIGMA, Ship Integrated Geometrical Modularity Approach. Konsep ini memberikan fleksibilitas yang tingga kepada penggunanya dan mengurangi biaya dengan menggunakan desain yang modular.
Korvet Sigma ini memiliki panjang keseluruhan 90.71 m, lebar kapal 13 m, dan draft 3,6 m. Tiap korvet memiliki bobot 1.700 ton dan dapat mengakomodasi 80 kru kapal.

Peletakkan lunas pada kapal pertama, KRI Diponegoro (365), dilakukan pada bulan Maret 2005. Tahun berikutnya, pada September 2006 kapal diluncurkan, dan pada Juli 2007 kapal pertama dari Sigma-class ini resmi operasional dijajaran armada TNI AL.
Korvet kedua, KRI Hasanuddin (366), juga mulai dibangun berbarengan dengan KRI Diponegoro pada Maret 2005 dan diluncurkan pada September 2006, namun baru dapat operasional pada tanggal 24 November 2007.
KRI Sultan Iskandar Muda (367), kapal ketiga dari jenis korvet ini, mulai dibangun pada bulan Mei 2006, dan diluncurkan pada bulan November 2007. Kapal ketiga dari 4 bersaudara ini resmi operasional di markas TNI AL pada bulan Oktober 2008.
Kapal bungsu dari Sigma-class (9113) TNI AL, yakni KRI Frans Kaisiepo (368), mulai digarap pada bulan Mei 2006, dan diluncurkan pada bulan Juni 2008. Kapal ini resmi operasional ditahun berikutnya, Maret 2009.
empat serangkai

SISTEM PERSENJATAAN KORVET SIGMA DIPONEGORO CLASS 

Korvet Diponegoro class dilengkapi beberapa persenjataan yang terbilang cukup untuk penyerangan dan pertahanan diri. Untuk menyerang musuh kapal permukaan, kapal ini dipersenjatai 2 x 2 rudal MBDA Exocet surface-to-surface missiles (SSM) MM 40 Block II. Sedangkan untuk pertahanan melawan serangan udara, dilengkapi 2 x 4 rudal Mistral Tetral surface-to-air missiles (SAM).

penampakan tabung peluncur rudal Exocet





penampakan rudal Exocet MM40 Block II

penampakan peluncur dan rudal Mistral Tetral

Meriam utama dihuni Oto Melara 76mm super rapid gun yang mampu memuntahkan 120 butir peluru seukuran botol kecap per menit untuk bantuan tembakan. Dua unit 20mm G12 Denel Vector guns dipasang di samping kapal juga siap membantu pertahanan dari serangan yang datang dari udara.

penampakan meriam Oto Melara 76mm






















6

Nah, Jika ada kapal selam yang nungul, terus gimana dong kak?? tenang saja, kapal ini telah dilengkapi 2 peluncur torpedo (red : bukan torpedo kuda) B515 Triple-Barrel di samping deck kapal yang siap melahap kapal selam musuh (yang terdeteksi). 

penampakan pria berpakaian serba hitam sedang mengutak atik torpedo B515

penampakan peluncur torpedo B515 triple barrel pada ilustrasi kapal Sigma

SENSOR kpi DAN koran RADAR

Thales terpilih sebagai pemenang kontrak untuk penyediaan sistem senjata bawah dan permukaan air dan sistem komunikasi untuk dua kapal pertama senilai 60juta Euro, atau senilai ... hmm hampir 1 Triliun, pada 2004. 
Kingklip medium frequency hull-mounted sonar,  untuk kemampuan mendeteksi kapal selam. LIROD Mk2 radar untuk kontrol radar sistem penembakan dan optronic director. Serta MW08 3D multibeam radar yang beroperasi di G-band (C-band) untuk pencarian target.
TACTICOS combat management system (CMS) dari Thales sebagai sistem command-and-control yang menyatukan semua sensor-sensor yang terpasang di kapal.

penampakan radar MW08 3D

PROPULSI DAN POWER

Korvet SIGMA-class ditenagai dua buah mesin diesel SEMT Pielstick yang menggerakkan dua propeler kapal. Tiap mesin menghasilkan tenaga sebesar 8.910 kW, yang mampu menggeber kapal hingga kecepatan maksimum 28 knot, serta memiliki jangkauan hingga 3.000 nm pada kecepatan 18 knot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar