Sabtu, 30 April 2016

BUNG TOMO CLASS (EX-NAKHODA RAGAM CLASS)

Dear Diare,
This river, Erdef blog akan membahas alutsista laut dengan status yang cukup aneh nih, barang bekas, tapi masih baru, tapi sudah lama. Yak tak lain dan tak bukan adalaahh.. Nakhoda Ragam Class alias BUNG TOMO CLASS. Langsung aja nih kita intip penampakan-penampakannya. Cekidot..

penampakan salah satu kapal Bung Tomo Class yang terlilhat gagah berani

ASAL MUASAL

Sesungguh-sungguhnya, Trio Nakhoda Ragam Class ini dibangun oleh BAE system atas pesanan dari AL Brunei Darussalam. Berawal dari MOU bidang pertahanan antara pemerintah Inggris dan Brunei pada tahun 1994, maka ditahun berikutnya, 1995, terpilihlah BAE System sebagai pemenang tender pembangunan 3 unit Offshore Patrol Vessel (OPV) ini. Dengan menganut desain kapal F2000, kapal ini memiliki tingkat otomatisasi yang tingga, sehingga cukup diawaki 79 kru. Selain itu tersedia akomodasi untuk seluruh awak kapal serta 24 personil tambahan.
Kapal pertama dan kedua, yakni Nakhoda Ragam dan Bendahara Sakam, diluncurkan masing-masing pada Januari dan Juni 2001 di galangan kapal Scotstoun BAE System Marine, Inggris. Selanjutnya kapal ketiga, Jerambak, diluncurkan pada Juni 2002.

Kamis, 28 April 2016

KRI DIPONEGORO CLASS

This river (baca : kali ini) Erdef blog akan membahas kapal yang bisa dibilang tonggak modernisasi perkapalan TNI AL, yang sebelumnya dihuni sesepuh angkatan 60-80an, kini sudah mulai dihuni beberapa kawanan kapal baru yang jauh lebih canggih dan modern.

*NB : mohon kecanggihan dan ke-modern-an kapal kita jangan dibandingkan dengan kapal-kapal perang modern lain terutama dari barat. Nanti sakit hati sendiri. Harap maklumi ketersediaan budget pemerintah.

Diponegoro Class tergolong jenis kapal SIGMA-class corvettes yang didesain dan dibangun galangan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) untuk TNI AL. Empat kapal Sigma-class (9113) yang dipesan diserahterimakan kepada TNI AL antara tahun 2007-2009. 
Sistem propulsi yang sudah terbilang canggih dan ketahanannya berlayar di lautan menjadikan Sigma-class cocok untuk melakukan misi operasi di teritorial perairan Indonesia yang sangat luas, baik untuk misi Search and Rescue (SAR), patroli Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), maupun misi peperangan anti kapal selam (ASW).

KRI Diponegoro (365)


Minggu, 17 Januari 2016

QUEEN ELIZABETH CLASS

Direncanakan dalam jangka panjang, kapal induk kelas ini menjadi yang terbesar di operasikan Royal Navy. Karena kondisi industri perkapalan Inggris membuat setiap bagiannya diproduksi secara terpisah-pisah, yaitu di Govan, Portsmouth, dan Wallsend, seluruhnya diangkut ke Rosyth untuk perakitan akhir.

penampakan daleman Queen Elizabeth Class, ada elevator dan penampungan pesawat
Pesawat yang dioperasikan yaitu Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter (JSF) versi STOVL (Short Take Off, Vertical Land). Walaupun ukuran deknya memungkinkan dipasang dek miring, tapi sepertinya tidak dibuat seperti itu. Tidak ada ketapel atau kabel penahan yang dipasang meskipun nantinya mungkin akan dipasang juga bila diperlukan.

Selasa, 05 Januari 2016

VIKRANT

Diluncurkan sebagai HMS Hercules pada 1945, Vikrant adalah kapal induk kelas Majestic dari Light Fleet. Belum selesai, kapal ini dibeli oleh India pada 1957, lalu diselesaikan dengan memasang dek miring, ketapel uap, dan pendingin udara. 


Dengan karir selama 35 tahun, Vikrant membuktikan betapa lamanya umur pakai kapal induk eks Light Fleet ini. Bagi AL India yang beroperasi di perairan lepas, kapal ini terbukti sangat andal. Sea Hawk miliknya melaksanakan tugas luar biasa saat perang dengan Pakistan 

VIRAAT

Sebagai kapal ke-4 dan tertunda pembangunannya dari kelas Centaur, Hermes (III) modifikasi besar-besaran sepanjang karirnya. Selesai pada 1959, kapal ini dikonversi pada 1971 sebagai kapal induk komando, mengoperasikan helikopter dan membawa empat kendaraan serang pendarat. 


Berkamuflase abu-abu gelap khas AL India, Viraat berkesan lebih besar daripada bobotnya 23.900 ton. Kapal ini satu-satunya kapal induk Royal Navy yang memiliki elevator di pinggir dek. Tampak kapal ini dilengkapi peralatan elektronik beraneka ragam. Sebagai kapal induk terakhir Royal Navy yang mengoperasikan pesawat sayap tetap, kapal ini digunakan secara maksimal khususnya pada perang Falkland. Umurnya telah mencapai 60 tahun dan melebihi umur pakainya

LEXINGTON (CV-2) CLASS

Lahir saat perlombaan kekuatan angkatan laut pasca Perang Dunia I, enam kapal penjelajah kelas Lexington berbobot 43.500 ton dibangun pada periode 1920-1921. Untuk memenuhi perjanjian Washington, 4 dibatalkan pembangunannya. 2 lambung yang sudah dibuat, dikonversi menjadi kapal induk. Ukurannya dipengaruhi dan dibatasi oleh parameter yang tercantum pada perjanjian tersebut.

Foto ini menunjukkan Lexington (CV-2) yang baru selesai dibangun, lengkap dengan meriam 203 mm dan dek terbang menyempit di haluan

Minggu, 03 Januari 2016

KAREL DOORMAN (II)

Setelah mendapatkan pengalaman berharga ketika mengoperasikan eks Nairana, Belanda lalu menegosiasikan pembelian kelas Venerable milik Royal Navy. Saat dikirim pada 1948, diberikan nama sama, yakni Karel Doorman.

Dibeli dari Royal Navy pada 1948, Karel Doorman (II) beroperasi selama 20 tahun
 sampai mengalami kerusakan akibat kebakaran hebat